Adat adalah gagasan kebudayaan yang terdiri dari nilai-nilai kebudayaan, norma, kebiasaan, kelembagaan, dan hukum adat yang lazim dilakukan di suatu daerah. Apabila adat ini tidak dilaksanakan akan terjadi kerancuan yang menimbulkan sanksi tak tertulis oleh masyarakat setempat terhadap pelaku yang dianggap menyimpang (Wikipedia). Adat menjadi identitas suatu daerah (suku).
Bagaimana dengan adat Pakpak?
Sebagai satu adat yang murni tercipta dan berdiri sendiri dari masyarakat Pakpak, adat Pakpak harusnya menjadi identitas dan pedoman dalam berperilaku yang mencerminkan budaya Pakpak.
Namun masih kah adat Pakpak ini sanggup sebagai Identitas Masyarakat Pakpak?
Dari pantauan penulis dari fakta yang terjadi dalam kehidupan masyarakat Pakpak ternyata adat Pakpak telah mengalami pergeseran nilai. Ada bagian-bagian tertentu, di kelompok masyarakat Pakpak tertentu yang telah mengabaikan nilai-nilai adat ini. Misalnya dalam pelaksanaan pesta perkawinan dimana mempelai laki-laki dan perempuan adalah keduanya bermarga Pakpak, namun anehnya adat yang dilaksanakan dalam "mengadati" adalah adat suku lain.
Bagaimana hal ini bisa terjadi? Mungkin banyak faktor yang mempengaruhi. Salah satunya ketidak tahuan dan proses adaptasi adat lain yang dianggap menjadi adat yang terbaik, padahal baik buruknya suatu adat itu adalah identitas yang harusnya diterima dan tetap dilaksanakan. Parahnya tidak ada lagi sanksi tidak tertulis yang diberikan masyarakat Pakpak lainnya seperti yang seharusnya sebagaimana dikemukakan diatas. Hal ini mungkin telah dianggap biasa oleh sebagian warga Pakpak. Kalaupun ada sanksi yang diberikan saat melihat adanya "pelanggaran adat Pakpak" biasanya hanya sebatas kata-kata namun tidak ada tindakan nyata untuk meluruskan.
Mungkin sifat sikap seperti ini menjadi "budaya baru" orang Pakpak. Jadi kedepannya ada kemungkinan akibat pergeseran nilai-nilai ini secara perlahan pelan tapi pasti maka adat Pakpak yang murni akan mustahil untuk diperoleh.
Alangkah baiknya jika orang Pakpak segera menyadari akan hal ini di ikuti dengan adanya tindakan nyata untuk tetap memurnikan adat Pakpak. Orang-orang tua yang mengetahui adat Pakpak harus membentuk satu wadah pengajaran untuk memberikan semacam pelajaran dan pendidikan adat yang murni bagi generasi penerus Pakpak yang selalu dinamis.
Jika tidak maka Suku Pakpak kedepan hanya tersisa nama dan sebutan saja tanpa identitas adat Pakpak yang jelas.
Mari suku Pakpak, kita jadi diri sendiri dan tau diri. Bagaimanapun itu Pakpak, "Jang ta ngo asa jang ta", dan "Cedur milangit ndabuh mia Abe".
6:03 AM | 0
comments | Read More