Aneka makanan tersaji biasanya manakala orang Pakpak melangsungkan acara adat. Setiap sajian tersebut memiliki makna filosofis. Berikut ini contohnya.
Pelleng (Nasi Kuning)
Ini makanan khas, yang oleh orang Pakpak dipercaya memiliki kekuatan supranatural. Santapan ini lazimnya dihidangkan dalam acara menyongsong kegiatan yang dianggap berisiko besar. Perang misalnya. Juga dalam perhelatan untuk menggapai cita-cita atau mewujudkan harapan. Misalnya upacara menanda tahun, merkottas, meneppuh babah, atau mbengket bages.
P'll'ng |
Nakan Merasa atau Nakan Pagit
Bahannya berupa beras yang dicampur dengan bungke (buah dari tumbuhan yang rasanya pahit, inggir-inggir [Toba]), singgaren (tumbuhan yang wangi), rimbang, dan terong. Campuran ini lantas dimasak bersama nasi. Suguhan ini khususnya untuk perempuan hamil dalam acara yang dikenal sebagai memerre nakan merasa atau nakan pagit (menyuguhkan makanan berasa pahit).
Suguhan nakan merasa atau nakan pagit dimaksudkan agar perempuan hamil mendapat kekuatan sehingga terhindar dari segala macam penyakit. Jalan pikirannya: darah si ibu dan bayinya nanti akan terasa pahit sehingga tak disukai virus dan bakteri. Makanan ini disantap saat kandungan berusia 5 sampai 7 bulan. Menyantapnya pada pagi hari saat matahari sedang naik menuju zenith.
Nditak (Tepung Beras)
Beras ditumbuk halus dan diayak, lalu dicampur dengan gula merah serta kelapa. Lalu dikepal-kepal dengan tangan. Selesai. Itu yang disebut nditak. Penganan ini dihidangkan saat upacara mengikir atau mengelentik (kikir gigi) anak perempuan menjelang remaja (ampe-ampe bunga). Juga dalam acara muat nakan peradupen yaitu penyerahan mas kawin sebelum upacara perkawinan berlangsung. Dalam hajat ini nditak disediakan keluarga calon pengantin perempuan. Dalam meneppuh babah (menuntaspuaskan pinta mulut), acara yang dilaksanakan seusai acara adat lainnya (perkawinan, panen, upacara tahunan), nditak juga menjadi sajian.
Selain yang sudah disebut masih ada sejumlah makanan atau minuman khas Pakpak yang disuguhkan dalam acara adat. Misalnya nakan gersing yaitu nasi yang dimasak dengan kunyit, dan disajikan dengan meletakkan telor ayam rebus di atasnya; ginaru ncor yaitu beras yang dimasak menjadi bubur dan dicampur dengan cuka makan; pola tangkasen yaitu air enau yang diasamkan (tuak), pola tenggi yaitu air enau yang masih baru atau nira; tenggoli yaitu gula dari enau, tebu, dan madu lebah.
Sumber : Perkumpulan Peduli Budaya Pakpak
Penulis : Jansen Sinamo
0 comments:
Post a Comment