Credit : Medanbisnis.Com |
Medan - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pakpak Bharat menandatangani kesepakatan kerja sama atau memorandum of understanding (MoU) dengan Badan Penelitian dan Pegembangan Pertanian (Balitbangtan), Kementerian Pertanian (Kementan).
Penandatanganan kerja sama tentang Model Pembangunan Pertanian Pedesaan Melalui Inovasi (MP3MI) guna mendukung pertanian tangguh dan komersial di Pakpak Bharat tersebut dilakukan oleh Bupati Pakpak Bharat Remigo Yolando Berutu dan Sekretaris Balitbang Pertanian Mappaona disaksikan Kepala Balitbang Pertanian Haryono di Jakarta, Jumat (16/12).
Bupati Pakpak Bharat Remigo Yolando Berutu mengatakan, kerja sama yang dilakukan ini untuk mengenalkan dan mengimplementasikan teknologi Balitbang Pertanian dalam pengembangan agribisnis di Pakpak Bharat.
“Ruang lingkup kegiatan antara lain penerapan teknologi budidaya mulai dari pra sampai pasca panen untuk komoditas gambir, nilam, kopi dan nenas serta penerapan teknologi beternak kelinci dan ayam buras, pelatihan dan pendampingan inovasi teknologi dan akselerasi penggunaan dan pengembangan bibit unggul,” kata Remigo kepada wartawan, Senin (19/12) di Medan.
Didampingi Asisten Administrasi dan Pembangunan Sustra Ginting dan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Mukhtar AW dan Aryanto, Bupati mengatakan, Balitbang Pertanian akan menyediakan tenaga ahli sebagai nara sumber dan pendampingan kepada petani. Selain itu juga memberikan masukan dan saran terhadap topik penelitian dan pengembangan serta bimbingan dalam pelaksanaan kerja sama.
“Untuk kerja sama ini, Balitbang juga mengalokasikan biaya pendampingan melalui APBN. Sementara Pemkab Pakpak Bharat sendiri berkewajiban menyediakan tenaga daerah yang dibutuhkan, mengalokasikan biaya kerja sama melalui APBD dan lainnya. Dan, untuk tahun pertama anggaran biaya dari APBD Pakpak Bharat sekitar Rp 1 miliar lebih,” kata Remigo.
Kerja sama ini lanjut Bupati berlangsung selama 3 tahun dan setiap akhir tahun dilakukan evaluasi. “Untuk tahap pertama, masih terbatas pada komoditas gambir, nilam, kopi dan nenas. Komoditas tersebut merupakan unggulan Pakpak Bharat. Sehingga diharapkan melalui kerja sama dengan Balitbang Pertanian ini, pengelolaannya akan lebih profesioanal hingga bisa meningkatkan produksi dan pendapatan petani,” harapnya.
Dijelaskan, selama ini, pengelolaan gambir oleh petani sebagian besar masih bersifat tradisional. Ini mengakibatkan mutu yang dihasilkan rendah terutama dari tingkat kebersihan hasil olahan yang kurang diperhatikan petani. Sedangkan nilam, selain dikelola secara tradisional, belum menerapkan teknik budaya nilam yang baik dan benar.
Karenanya perlu segera diakukan perbaikan dengan mengadopsi teknologi sesuai stadar operasional prosedur yang dihasikan Puslitbangbun. Dengan demikian nilam bisa menjadi komoditas yang memiliki nilai tambah. Begitu juga dengan kopi yang memiliki peran penting dalam perekonomian masyarakat Pakpak Bharat.
“Melalui kerja sama ini diharapkan produksi kopi dapat ditingkatan lagi. Khusus untuk nenas, Pakpak Bharat sudah memiliki varietas unggul yang telah dikukuhkan Menteri Pertanian pada 2007 dengan nama Nenas Pakpak. Karena itu, Pemkab Pakpak Bharat akan mengembangkan industri hilirnya seperti pembuatan sirup dan selai nenas sehingga nilai jualnya lebih tinggi,” terang Remigo.
Sedangkan untuk peternakan kata Remigo, merupakan bidang usaha yang memliki andil cukup besar terhadap perekonomian rumah tangga, seperti sapi, babi, kambing, ayam dan itik. Karena itu untuk menambah ragam usaha dalam bidang peternakan yang mengutungkan, perlu ada terobosan baru melalui jenis ternak lain seperti kelinci dan ayam buras yang pangsa pasarnya cukup menjanjikan.
“Optimalisasi pengembangan pertanian dan peternakan di Pakpak Bharat dapat tercapai jika dilakukan secara terencana dan terintegrasi dengan menerapkan inovasi teknologi yang sudah ada sesuai SOP (Standar Operasional Prosedur),” kata Bupati Remigo. ( junita sianturi)
Sumber : Medan Bisnis
0 comments:
Post a Comment