Cari Blog Ini

Pakpak Bharat Terima 3 Mobil Internet

Written By Juwita on Wednesday, November 2, 2011 | 1:12 AM

Pakpak Bharat. Empat kabupaten, yakni Pemkab Karo, Pakpak Bharat, Dairi dan Humbahas menerima bantuan mobil pusat layanan internet kecamatan (MPLIK) dari pemerintah pusat, yang diserahkan secara simbolis oleh Plt Gubsu Gatot Pudjonugroho, Senin (31/10), di Kantor Bupati Karo, Kabanjahe.

Khusus untuk Pemkab Pakpak Bharat mendapat 3 unit mobil. Menurut Kastro Manik, Kabag Humas Pemkab Pakpak Bharat, mobil MPLIK ini akan ditempatkan di Dinas Budparhumansih, menunggu arahan dari Bupati sebelum dipergunakan pada 8 kecamatan di kabupaten itu.

Gatot berharap dengan adanya mobil MPLIK ini segala informasi dengan mudah sudah bisa didapatkan melalui layanan internet. Ia mengimbau agar mobil tersebut dipergunakan sebaik mungkin dan memperhatikan pemeliharaannya. (ck 08/medanbisnisdaily.com)
1:12 AM | 0 comments | Read More

Mabuk, Polisi Ngaku BAIS TNI Ditangkap

Written By Juwita on Tuesday, November 1, 2011 | 6:28 AM

MEDAN- Seorang anggota Polres Pakpak Bharat diamankan Tim Detasemen Intelijen Kodam I/BB (Den Inteldam) di Jalan Gaperta Medan karena mengaku-ngaku sebagai anggota Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI.

Oknum personel Polres Pakpak Bharat ini diamankan petugas intel di salah satu kafe remang-remang di Desa Klambir Lima Kebun, Kecamatan Hamparan Perak, Deli Serdang, Minggu (30/10) malam.

“Oknum itu berinisial K berpangkat Aiptu bertugas di Polres Pakpak Bharat. Ia diamankan karena saat mabuk membuat keonaran dengan berbuat tercela dengan meletuskan senjatanya ke udara. Selain itu, dia juga mengaku-ngaku sebagai anggota Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI,” kata Kapendam I/BB Kolonel Halilintar pada wartawan, Senin (31/10).
Menurut Halilintar, penangkapan terhadap oknum polisi tersebut berawal ketika anggota Tim Pokbansus Den Inteldam I/BB menerima laporan dari masyarakat bahwa pada Minggu (30/10) pukul 23.00 WIB ada seorang aparat keamanan berbuat onar dengan menembakkan senjatanya.

“Setelah melakukan kordinasi, Tim Pokbansus Den Inteldam I/BB tiba di lokasi untuk mencari kebenaran info tersebut. Masyarakat yang tidak berani mengambil tindakan terhadap oknum itu kasus ini langsung dilaporkan ke Den Inteldam,” ucap Halilintar.

Tim Pokbansus Den Inteldam I/BB langsung mengamankan oknum polisi tersebut berikut satu pucuk senjata jenis Revolver dan sisa amunisi serta tanda pengenal lainnya.
“ Tim Pokbansus Den Inteldam I/BB membawa oknum polisi tersebut ke Sat Den Inteldam I/BB untuk dimintai keterangan, karena oknum tersebut mengaku anggota BAIS TNI,” beber Halilintar. (rud/hariansumutpos.com)
6:28 AM | 0 comments | Read More

Irigasi kurang bagus, Pakpak Bharat tolak bantuan 22,5 ton benih padi

Tanjungmorawa. Realisasi penyaluran bantuan langsung benih unggul sekolah lapang pertanian tanaman terpadu (BLBU SL-PTT) oleh PT Sang Hyang Seri (Persero) untuk wilayah Sumatera Utara (Sumut) sudah 100%.

“Hingga akhir Oktober ini, realisasinya sudah mencapai 100 persen,” ujar General Manager Kantor Regional IV PT Sang Hyang Seri (SHS) Sumut M Yedi Firmanto melalui Asisten Manager Pasar Coorporate Ludfi kepada MedanBisnis, akhir pekan lalu di Kantor SHS Sumut, Tanjungmorawa, Deliserdang.

Menurut Ludfi, pendistribusian BLBU SL-PTT untuk tahun 2011 yang mereka salurkan ke petani di Sumut untuk benih padi inbrida sebanyak 1.721.775 kg, padi hibrida 67.500 kg, padi gogo 131.250 kg, jagung hibrida 133.425 kg, dan kedelai 90.640 kg.

Dikatakannya, untuk padi hibrida tidak semua daerah menerimanya mengingat minimnya sarana pendukung terutama ketersediaan air. “Yang namanya hibrida ketersediaan air harus cukup, karena itu akan mempengaruhi produktivitas yang akan dihasilkan. Kalau air dan sarana produksi lainnya tepenuhi dengan baik, maka produksipun akan baik pula,” katanya.

Untuk Sumut, daerah yang menerima bantuan benih padi hibrida yakni Kabupaten Langkat sebanyak 26.250 kg, Batu Bara 3.750 kg, Labuhanbatu Utara (Labura) 7.500 kg, Simalungun 15.000 kg, Tapanuli Utara 25.000 kg, Padang Sidimpuan 36.250 kg, Tapsel 36.250 kg dan Mandailing Natal (Madina) sebanyak 2.500 kg.

Tadinya kata Ludfi, Kabupaten Pakpak Bharat dan Karo juga mendapat bantuan benih padi hibrida namun karena kondisi perairan atau irigasi di dua daerah tersebut kurang baik, maka benih padi hibrida mereka terpaksa direalokasikan ke daerah yang membutuhkan.

Untuk Pakpak Bharat kata dia, benih padi hibrida sebanyak 22,5 ton realokasikan ke Kabupaten Labura, Batubara dan Langkat. Sedangkan Kabupaten Karo realokasi dilakukan ke Langkat sebanyak 7.500 kg. “Masing-masing daerah telah membuat alasan penolakan bantuan BLBU SL PTT tersebut secara tertulis ke Dinas Pertanian Propinsi Sumatera Utara. Kalau Pakpak Bharat alasannya memang karena irigasi yang kurang bagus sedangkan Karo karena ada serangan hama. Jadi, mereka tidak mau mengambil risiko,” jelasnya.

Terhadap benih kedelai, Ludfi mengatakan, hanya empat daerah di Sumut yang menerima bantuan, yakni Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) sebanyak 28 ton, Deli Serdang 40 ton, Asahan 2,64 ton dan Kabupaten Padang Lawas sebanyak 20 ton. “Jadi, semua bantuan BLBU SL PTT untuk tahun 2011 oleh PT SHS, telah kami salurkan ke masing-masing daerah sesuai dengan musim tanamnya,” kata Ludfi. (junita sianturi/MedanBisnisDaily.com)
6:26 AM | 0 comments | Read More

Nenas Pakpak Dikukuhkan Sebagai Varietas Unggul Oleh Mentri Pertanian

Written By Juwita on Monday, October 31, 2011 | 12:10 AM

Bupati Pakpak Bharat Remigo Yolando Berutu: "Kita Siap Bantu Investor"
Berbicara tentang buah nenas, hal pertama yang muncul dalam benak seseorang adalah rasanya yang asam, yang membuat orang harus mengerutkan dahinya. Namun, untuk nenas Pakpak Bharat tidak diragukan lagi. Rasa dan aromanya dijamin tidak mengecewakan konsumen yang membeli dan mengonsumsinya.

Hal itu juga yang mendasari nenas Pakpak Bharat dikukuhkan sebagai varietas unggul sesuai dengan SK Pelepasan oleh Menteri Pertanian RI No.321/Kpts/SR.120/5/2007 dengan nama Nenas Pakpak. "Jadi, nenas Pakpak Bharat ini sudah dilepas sebagai varietas unggul. Dan, kita bangga akan hal itu karena Pakpak Bharat memiliki komoditas yang punya nilai jual di samping komoditas lainnya seperti gambir, nilam dan kopi. Tinggal bagaimana kita mengemasnya," kata Bupati Pakpak Bharat Remigo Yolando Berutu kepada MedanBisnis, belum lama ini di ruang kerjanya.
nenas
Nenas Pakpak (kudahitam-pakpak.blogspot.com)
Menurut Remigo didampingi Wakil Bupati H Maju Iliyas Padang, Sekdakab Holler Sinamo dan Assisten Administrasi dan Pembangunan (Assisten II) Sustra Ginting, dalam tiap pameran pertanian baik yang diselenggarakan pemerintah daerah, propinsi maupun pusat, nenas Pakpak Bharat selalu diikutsertakan bersama komoditas unggul lainnya.

Bahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga telah mengakui kualitas nenas Pakpak Bharat pada Pekan Nasional (Penas) di Palembang tahun 2007 lalu. "Kalau Bapak Presiden sendiri sudah mengakui keunggulan nenas kita ini, mengapa tidak kita kembangkan," katanya.

Karena itulah kata mantan Wakil Bupati Pakpak Bharat periode Juni 2008 - 2010 ini, pihaknya membuka diri bagi investor baik lokal maupun asing yang ingin berinvestasi di Kabupaten Pakpak Bharat. "Kami akan menyambut dengan tangan terbuka dan siap membantu dengan memberikan berbagai kemudahan perizinan dan lain sebagainya bagi investor yang ingin berinvestasi di sektor pertanian dan sektor-sektor lainnya. Apakah itu di industri hulunya ataupun di industri hilirnya," aku bapak tiga anak ini.

Kemudahan yang akan diberikan pihaknya menurut pria kelahiran 6 September 1969 ini, terutama soal perizinan dan infrastruktur. "Kalau soal infrastruktur, kita akan benahi secara bertahap tetapi khusus untuk investor kita akan prioritaskan. Intinya, kami siap membantu investor yang ingin berinvestasi di Pakpak Bharat," kata Bupati mantap.

Menurut Remigo, banyak potensi yang bisa dijual dari Kabupaten Pakpak Bharat ke investor terutama dari sektor pertanian yang menjadi andalan daerah ini. Sebut saja di antaranya, gambir, kopi, nilam, nenas, kemenyan dan jeruk. "Jerukpun saat ini sudah banyak dikembangkan masyarakat Pakpak," ujarnya.

Mengenai potensi lahan, Bupati mengatakan, masih sangat luas. Sejauh ini penggunaan lahan di Pakpak Bharat untuk lahan sawah berkisar 1.622 hektare, lahan pekarangan 2.093,4 hektare, lahan tegal 1.306,5 hektare, penggembalaan 2.227 hektare, hutan negara 87.760 hektare, hutan rakyat 2.250 hektare, perkebunan 8.521,5 hektare dan lahan kering tidak diusahakan luasnya mencapai 16.049,6 hektare.

"Nah, investor bisa memanfaatkan lahan kering yang luasnya mencapai 16.049,6 hektare itu untuk mengembangkan apa saja yang dianggapnya menguntungkan termasuk pengembangan budidaya nenas ini," ujar Remigo.

Jumlah lahan kering yang belum dimanfaatkan itu juga menurut Remigo bisa ditambah lagi dari luas lahan perkebunan yang ada. "Karena menurut catatan kami, dari 8.521,5 hektare lahan perkebunan, ada sekitar 1.063,9 hektare yang pemanfaatannya belum optimal. Jadi, dari segi lahan masih sangat-sangat memungkinkan untuk dimanfaatkan investor," katanya lagi.

Khusus untuk nenas, kata Bupati, dari segi budidaya tidak perlu perawatan intensif dalam arti kata, sangat mudah dengan biaya produksi yang rendah. Begitu juga dengan serangan hama dan penyakit relatif rendah sementara harga jual selalu tinggi. Karena itulah, untuk tahun 2012, pihaknya melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan akan mencoba pengembangan industri hilir nenas, seperti pembuatan sirup dan selai nenas. Sehingga nilai jualnya menjadi lebih tinggi lagi dibanding dengan menjual buah dalam bentuk segar.

"Memang dengan menjual nenas dalam bentuk buah segar, petani sudah diuntungkan karena harganya yang cenderung tinggi dan stabil apalagi biaya produksinya sangat murah. Namun dengan adanya diversifikasi tersebut tentunya akan menambah nilai tambah produk itu sendiri yang akhirnya dapat meningkatkan pendapatan petani," ujarnya. (junita sianturi)/medanbisnisdaily.com
12:10 AM | 0 comments | Read More