Cari Blog Ini

Situs-Situs Sejarah Yang Terabaikan di Kabupaten Pakpak Bharat

Written By Juwita on Thursday, October 13, 2011 | 9:30 PM

Ilustrasi: Gambar Mejan Marga Berutu di Desa Ulumerah, STU Julu
Ada Ikon-ikon Pra sejarah yang dilupakan dan terlupakan di Kabupaten Pakpak Bharat, perlu kita perhatikan, agar tidak semakin terlupakan dan akhirnya lenyap. Ikon-ikon tersebut antara lain :

1. Pijakan Tumit kaki Mpubada
Berada di Delleng Nampoltak yang sudah membatu dan berisi air, Sekalipun air dimabil banyak tidak akan habis-habis.

2. Batu tlangke
Adalah lahan Mpubada menektek i ucang na nai.

3. Mejan menggambarkan kebesaran marga

4. Penghulu Balang atau penjaga kuta
Seperti yang Ada di kuta Mabar Salak. Awalnya Par Bar menjadi pem barbar dan menjadi Mabar.

5. Mejan yang berfungsi sebagai Penghulu Balang
yaitu Mejan Marga Manik diatas Lae Une dapat membuat siang hari terang menjadi gelap, dan Penghulu Balang musuhnya menajadikan terang kembali. Arena laga di Tanoh Singgersing Sindeka dan Mata Kocing Salak ke arah Kecupak.

6. Kekuatan Penghulu Balang habis kearah Zero tidak diketahui kemana perginya.
Barangkali kekuatan Penghulu Balang berhadapan dengan Super Natural Beings or Anggle atau Kekuatan Nan Guru atau kekuatan Kase kase Simehanak
Oleh : Bassar Banurea
--------------------------------------------------
Situs Dan Objek Arkeologi Di Kabupaten Pakpak Bharat Dan Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara

Bagi anda yang ingin mengetahui lebih banyak tentang keberadaan situs-situs arkeologi di Kabupaten Pakpak Bharat dan di kabupaten Dairi, bisa mendapatkan informasi hasil penelitian dari Balai Arkeologi Medan. Silahkan cari hasil penelitian tersebut dengan judul BPA No.21 Tahun 2009 : "Situs Dan Objek Arkeologi Di Kabupaten Pakpak Bharat Dan Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara".

Buku ini menyajikan laporan hasil penelitian survey arkeologis di wilayah Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara yang dilakukan pada tanggal 2 Agustus hingga 9 Agustus 2007, yang diketuai oleh Lucas Partanda Koestoro DEA. Sedangkan pengumpulan data di wilayah Pakpak Bharat dilakukan sejak tanggal 3 sampai dengan 14 September 2007, yang diketuai Drs. Ketut Wiradnyana dengan enam anggota dari Balai Arkeologi Medan.
9:30 PM | 0 comments | Read More

Gumpar Lae, Radio dan Tape Dalpak

Ongaa... ongaa.....

Enggo tubuh si upik manang si ucok..

Mengkade ia tubuh ? Enggo kessa ia merkessah, harapan partuana, tetanggana, dengan-denganna, pemerintahna sampe portibina nan, unang mo nemu asal tubuh ia, tapi perkitubuhna merembahken kinimende mo nemmu.

Kinimende nina boi dapetta tandana mla boi kita kibreken kinimende mendahi kalak. Bakune asa boi kibre kinimende dalanna imo berbuat, kirana, dkket berbuat dan kirana Tapi mermaccam ngo njelma si tubuh i portibi enda. Kira-kira lot mo tellu maccam njelma si enggo i crretken i. En mo ia kaltu :

1. Gumpar Lae
I tandai kengo gumpar lae ? mla ke sibiasa makkur sabah bage penulis en pastina i tandai ke ngo i. Imo sada alat "teknologi tepat guna" pemuro perrik, alat en boimo ta singkat APPM (Automated Pemuro Perrik Machine).

Sifatna lalap karejo, oda pernah meradi asal lot deng tenaga ibreken lae. Scara beraturen ia kirana tapi toko ngo gangna,, puar puar puarrrrrrr... nina baru merlojangen mo perrik i janah biahat i pe mbiar ngo kluar i rambah nai, bagima bodat mbiar menangko togoh si sangket i pantar sabah.

En mo boi analogi sada maccam njelma si lalap mengula. Berbuat terus-menerus dan bicara dengan teratur. Ia membantu sidasa sabah tanpa harus kipido balasan. Keuntunganna bana ia mamo perjolo ki akapi bakune rasana lae pancur. Ia merembahken kinimende oda kessa mi kluargana (sidasa sabah) tapi bagi ma mi kalak sideban (sabah i kepar). Pengindon, bage gumpar lae mo nemmu kita.

2. Radio
En maccam njelma peduaken, lalap kirana, tapi oda nung mengula. Tapi nangpe bagi, mla si mende-mende ngo idokken ia, merembah kinimende mango i mendahi kita. Mendahi njelma sibageni, be njelma si gumpar lae, ta begge mo rana-rana mendena asa ta ulaken, nang pe kirana kessa i bettoh mla tuhu ranana, mende ngo i oe.

Tapi mla si mreho-mroha ngo idokken boi mo ta pastakken i. kumerna harga TV enggo murah boi jadi gantina.

Artina mla oda kita boi jadi gumpar lae jadi radio mo giam. Jika kita tidak bisa berbuat dan bicara, maka bicara sebagai motivator itu juga baik, sebagai penunjuk arah, sebagai penasehat dan pengingat dikala lupa. Kirana sambing memang kurang mende, tapi mla mende ngo pengranan i secara oda langsung lot ngo manfaat si enggo ta brre mi portibi en i bas pergelluh ta.

3. Tape Dalpak
En maccam njelma peteluken, i tandai kengo tape tangi.. bakune mla i lapatken tape i mi perdempaken ?
Enggo dalpak tangi, merkade poda boi, i pkeke pe payah. En mo tipe njelma si payahna, gelluh asal gelluh tapi oda lot merembah kinimende, kirana poda boi, mengulaken apalagi, i ajari oda get, mengajari oda boi. Bage umpama Pakpak, Ia mo pkeken baka ndilo, bedilen tongkoh,........
bersambung
9:02 PM | 0 comments | Read More

Target RI Surplus Pangan Sepuluh Juta Ton, Pakpak Bharat Siapkan Lahan Lima ribu Hektar

Written By Juwita on Wednesday, October 12, 2011 | 1:05 AM



Dinas Pertanian (Distan) Sumatera Utara (Sumut) menyiapkan 27 ribu hektar lahan pertanian baru yang tersebar di sejumlah kabupaten untuk menunjang ketahanan pangan dan surplus beras pada tahun 2014.

Kepala Distan Sumut, HM Roem, mengatakan lahan seluas 27 ribu hektar itu terdiri atas 15,5 ribu di lahan SK Menteri Kehutanan Nomor 44 dan 11,5 ribu hektar berada di daerah lain.

Menurut dia, 15,5 ribu hektar di lahan SK 44 itu berada di Kabupaten Pakpak Bharat 5.000 hektar, Asahan 4.500 hektar, Tapanuli Selatan 2.000 hektar, dan sebagian di Mandailing Natal 4.000 hektar).

Sedangkan lahan yang berada di luar SK 44 adalah Kabupaten Labuhanbatu Utara 2.000 hektar, Labuhanbatu Selatan 2.000 hektar, Mandailing Natal 4.000 hektar, Nias Selatan 2.000 hektar, Dairi 500 hektar, Humbang Hasundutan 1.000 hektar.

Sebenarnya, sejumlah bupati lain di Sumut telah mengajukan usulan agar lahan yang tidak dipergunakan di daerahnya dapat dijadikan sebagai area pertanian untuk mendukung ketahanan pangan.

Namun banyak usulan itu tidak dapat dikabulkan karena lahan yang diusulkan tersebut masih berstatus kawasan hutan sebagaimana ketentuan dalam SK 44. “Kalau tidak masuk kawasan hutan, mungkin jumlah bisa lebih banyak,” kata Roem, tadi pagi.

Pihaknya sangat menyayangkan keberadaan SK 44 tersebut yang menghalangi pemanfaatan lahan yang ada untuk dijadikan area pertanian guna menunjang ketahanan pangan.

“Padahal banyak lahan di SK 44 itu yang telah digunakan sebagai lokasi perumahan, kantor, bahkan perkuburan,” ujar Roem.

Sebelumnya, Menteri Pertanian, Suswono, mengatakan Indonesia membutuhkan dukungan lahan baru untuk mencapai target surplus pangan sepuluh juta ton seperti yang diinstruksikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Pernyataan itu sekaligus mempertegas komitmen pemerintah sebelumnya untuk terus memacu peningkatan produksi beras maupun jagung setiap tahun untuk mencapai target swasembada pangan 2014.

“Kedelai saja membutuhkan lahan baru setidaknya 500 ribu hektar, sementara untuk gula paling tidak 350 ribu hektar,” ujarnya.
1:05 AM | 0 comments | Read More

Warga Dambakan Penuntasan Jalan Pakpak Bharat-Humbahas

Written By Juwita on Monday, October 10, 2011 | 11:40 PM

Penuntasan akses transportasi menghubungkan Delleng Sempon Desa Ulu Merah Kabupaten Pakpak Bharat-Parlilitan Kabupaten Humbahas (Humbang Hasundutan) sangat didambakan warga.

Seorang pria mengaku marga Berutu penduduk Desa Ulu Merah, Sabtu (9/10) menjelaskan, kini memang dirasa ada perkembangan. Infrastruktur di desa dimaksud sudah dibangun berkonstruksi hotmix sepanjang 1,5 kilometer.

Hanya saja, fasilitas umum belum berfungsi optimal sebab arus kendaraan dari kedua daerah otonom belum aktif. Artinya, dari sisi ekonomi belum memberi nilai tambah. Untuk sesama penduduk, lumayanlah.

Begitupun, dia mengapresiasi atensi pemerintah dimana sentuhan itu adalah lampu hijau bagi kelanjutan pekerjaan. Agar proyek tidak sia-sia, dipintakan pekerjaan menembuskan hubungan darat kedua wilayah segera direalisasikan.
pakpak
Jalan Hotmix di Ulumerah, kondisi baik tetapi belum membawa manfaat
Anggota DPRD Sumut daerah pemilihan Kabupaten Dairi, Karo dan Pakpak Bharat, Richard Eddy Lingga SE menjelaskan, ruas dimaksud dikategorikan jalan propinsi. Alokasi APBD (anggaran pendapatan dan belanja daerah) tahun 2010 bagi fisik itu adalah Rp 3.150.000.000.

Diakui, dana itu masih jauh dari kurang. Dibutuhkan sekitar Rp 8 milliar lagi agar konstruksi rampung hingga perbatasan Kabupaten Humbahas dan waktu dekat ini dalam pembahasan APBD Sumut Tahun Anggaran 2011 saya dan teman-teman DPRD Sumut mewakili Dapem X (Karo,Dairi dan Pakpak Bharat) berjuang untuk dapat di tampung anggarannya agar dapat menuntaskan pembangunan jalan sampai batas Humbahas.

Menurutnya, tindak lanjut pembangunan terkendala pada status lahan. Rute hingga ke daerah tetangga termasuk dalam kualifikasi hutan lindung. Jadi, tidak boleh sembarang labrak dimana berpotensi berhadapan dengan pelanggaran hukum. Belum lama ini, Komisi B DPRD Sumut telah menyampaikan usulan dan rekomendasi pinjam pakai ditandatangani Gubsu Syamsul Arifin kepada Menteri Kehutanan.

Perlu Dimatangkan
Setelah dicermati, substansi Amdal (analisa mengenai dampak lingkungan) perlu dimatangkan. Dokumen itu sendiri, kini ditangani Bappedalda.

Dia optimis, atas dukungan Bupati Phak Bharat Ir Remigo Yolando Berutu MBA dan Bupati Humbahas Drs Maddin Sihombing MM persoalan itu akan terselesaikan. Tahun 2011, jalur itu diyakini terbuka.

Terpisah, Remigo menegaskan, ketersediaan jalan propinsi adalah salah satu solusi mengatasi kemiskinan. Dari sisi waktu, jalur itu akan menghasilkan efisiensi perjalanan selama 6 jam jurusan Medan-Parlilitan disbanding Sidikalang. Relevansinya, tarif ongkos pasti turun. Dampak positif terhadap penduduk, assimilasi dan interaksi sinergis dengan peningkatan perekonomian dan pola fikir.

Dibenarkan, status hutan membuat jalur itu belum bisa dibuka. Komunikasi dengan berbagai elemen baik dewan, Pemerintah Sumut dijalin intens.

Dia optimis, Menteri Kehutanan akan menerbitkan payung hukum sebagai syarat utama. Pemerintah daerah berkomitmen mempertahankan kelestarian hutan di sekitar rute tersebut, sehingga tidak menjadi peluang praktik illegal logging bagi cukong.

Kondisi sekarang, hanya satu pintu keluar masuk dari dan ke ibukota kabupaten, yaitu Sukarame. Padahal, wilayah ini berdampingan dengan Humbahas, Aceh Singkil dan Dairi. Ia menekankan, jalur alternatif mesti diadakan melepas imej terisolir. (medansatu.com-Partono)
11:40 PM | 0 comments | Read More