Cari Blog Ini

Nyanyian Sunyi Dari Tanoh Pakpak

Written By Juwita on Wednesday, April 14, 2010 | 1:29 AM

Jika naik kendaraan dari Medan, sepanjang 153 kilometer menuju tanah Dairi dan Pakpak Bharat, Anda akan menikmati jalan turun-naik, melintasi indahnya pemandangan Tanah Karo, menikmati birunya Danau Toba dan genitnya bibir danau di tepian Silalahi, serta awan tipis yang menyelimuti hijaunya anak-anak gunung yang bertumpukan di kiri jalan.

Umpamakan perjalanan Anda menuju tanah Dairi dan Pakpak Bharat itu untuk menghadiri jamuan makan, maka apa yang tersaji di perjalanan tadi adalah santapan selamat datang. Seterusnya, di tanah Dairi dan Pakpak Bharat, Anda akan disajikan berbagai ragam santapan utama. Salah satu pilihannya adalah musik. Seperti juga di tanah Batak lainnya, musik-musik tradisional yang akan ditemui bisa dipastikan tidak banyak berbeda. Namun, kalau masuk lebih jauh lagi, Anda akan tercengang dan dijamin menggeleng-gelengkan kepala, karena kagum pada apa yang Anda dengar dan saksikan.

Ada dua jenis nyanyian orang Pakpak yang tidak lazim terdengar. Disebut tidak lazim, karena kedua nyanyian itu hanya dikumandangkan di tempat yang sangat khusus. Dua-duanya dinyanyikan di tempat yang sunyi. Yang pertama disebut tangis milangi (tangis menghitung), dinyanyikan di tempat mana hati semua orang dalam keadaan sunyi hati. Persisnya di tempat orang meninggal dunia. Dan satu lagi, Odong-Odong, yang dinyanyikan di tempat yang benar-benar sunyi. Di tengah hutan rimba raya, di mana penyanyinya berada di atas pohon kemenyan, menumpahkan semua kerinduan dan seluruh harapan yang mengalir di nadinya.

Jangan tanya bagaimana Tangis Milangi atau Odong-Odong itu ada. Dengan segala kekhasannya, dia sudah ada dan menjadi milik orang Pakpak secara turun temurun. Jangan pula tanyakan siapa penciptanya, sebab sejak dia muncul dengan patron yang konvensional, tidak ada yang mencatat nama penciptanya. Tapi, sebut saja dia ciptaan NN (No Name) sebagaimana lazimnya perlakukan kepada karya musik yang tidak diketahui nama penciptanya. Apalagi, yang pakem hanyalah lagunya, sementara liriknya selalu berubah-ubah, tergantung siapa yang menyanyikan dan perasaan apa yang berkecamuk di dalam hatinya saat itu.

TANGIS MILANGI

Tangis Milangi dapatkita dengar pada saat ada kemalangan (meninggal). Ketika seseorang meninggal dunia, ada pihak-pihak yang mempersembahkan Tangis Milangi itu sebagai komunikasi terakhir, sebelum jenazah dimakamkan. Biasanya, yang mempersembahkan tangis milangi itu adalah kaum perempuan, ibu-ibu. Durasi Tangis Milangi tidak ditentukan. Tergantung panjang pendeknya kehidupan dijalani orang yang meninggal dunia. Atau tergantung panjang pendeknya pengetahuan yang ber-Tangis Milangi tentang orang yang meninggal dunia.

Tangis Milangi dimasukkan ke dalam golongan nyanyian, karena Tangis Milangi itu memang dinyanyikan (tangisan yang memenuhi semua unsur yang dibutuhkan oleh nyanyian), dan sebagai cirri khasnya yang lain adalah, selalu dinyanyikan dengan nada minor.

Kepeken berngini rebbak deng kita kirana
Naing mangan pelleng nimu katemu
Ndor aku meddem asa ndungo siceggen
Asa giam ndor kubahan pengidoenmi
Nggo kessa cihur ceggen ari
Ndungo ko Pa, ninggu
Enggo ko keppe laus, Bapa
Uuuuuuuuu

Padahal tadi malam kita masih bersama ngobrol
Katamu ingin makan pelleng
Saya cepat tidur agar bangun pagi
Biar cepat saya kerjakan apa yang kau minta
Begitu pagi hari terang
Bangun, Pak, kataku
Ternyata engkau sudah pergi, Bapak
Uuuuuu (bagian ini disebut derru-derru/menangis jerit-jeritan)

Lirik di atas adalah salah satu yang dibuat secara bebas. Begitu bebasnya lirik Tangis Milangi itu, tanpa ada batasan apa-apa seperti juga durasinya. Bahkan, kadang-kadang sesuai yang rahasiapun disisipkan di sana, misalnya bicara tentang sesuatu yang belum terselesaikan dengan orang yang meninggal dunia (hutang piutang misalnya).
Tangis Milangi, sudah ada sejak dulu. Sehingga, bagi orang Pakpak, kematian tanpa ada Tangis Milangi, dianggap seperti sesuatu yang belum sempurna. Pilu mendengarnya, tapi kadang-kadang mendengar lirik yang dikarang pada saat itu juga, dalam hati bisa geli. Atau kita juga bisa geli, karena bisa mendadak yang tengah menangis milangi berhenti dan mengatakan kepada orang di sebelahnya, ¨Giliranmu sekarang!¨ Atau sebaliknya, ketika bagian Uuuuuuuu (meraung-raung), tiba-tiba saja dia pingsan.

ODONG-ODONG

Walaupun masyarakat Pakpak terkenal dengan kebun kopi, berkebun nilam, dan mencari getah kemenyan, dan tiga-tiganya berasa di tempat sepi, Odong-Odong lebih dikenal milik perkemenjen (pencari getah kemenyan) di hutan belantara. Sampai sekarang, perkemenjen masih terus melakukan pekerjaannya dengan pola dan cara yang sama. Seperti orang mau mergeraha (berperang), perkemenjen akan diberangkatkan oleh keluarga, dilengkapi dengan segala kebutuhan berhari-hari tinggal di hutan, termasuk perlengkapan ,perangnya, berupa golok, congkil (alat untuk mencongkel getah kemenyan).

Perkemenjen selalu laki-laki. Persoalannya, medan yang dihadapi selalu cukup ekstrem, masuk hutan sendirian atau berdua, yang tentu saja bisa tiba-tiba berhadapan bukan hanya cuaca, tapi segala sesuatu yang hidup di hutan, termasuk binatang buas. Setelah memasuki hutan belantara, biasanya mereka akan membuat semacam saung (dalam bahasa Pakpak disebut sapo-sapo/rumah-rumahan) tempat mereka menginap dan berteduh kalau hujan tiba-tiba turun. Tinggal di hutan bisa berhari-hari, bahkan bisa dalam hitungan minggu. Tergantung jumlah getah kemenyan yang dikumpulkan.

Bisa dibayangkan, sendirian, jauh dari keluarga, masak sendiri, tidur sendiri. Yang pasti temannya hanya ada satu: sunyi. Terutama saat perkemenjen memanjat pohon kemenyan di siang hari. Di bawah terik matahari perkemenjen berusaha agar getah kemenyan keluar dan mengental. Angin sepoi-sepoi, ada nyanyian burung dan desir angin meniup daun-daunan penambah rasa sunyi. Bayangan wajah anak dan istri tentu langsung menggelayut di benak. Saat itulah biasanya perkemenjem menumpahkan rasa sunyi dan semua harapannya ke dalam lagu yang disebut Odong-Odong.
Seperti juga Tangis Milangi, Odong-Odong tidak dibatasi durasi, tidak dibatasi lirik. Tergantung yang ber-Odong-Odong mau berhenti kapan, dan mau membuat liriknya seperti apa.

Otang kabang-kabang mi urang Julu ko lebbe manuk-manuk
Pesoh mo giam teddoh ni ate mendahi si buyung
I tengah rambah en ngo bapana merkemenjen
Giam burju-burju ia sikkola
Barang mi juma mendengani inangna
Odong-odong-odonggggggg (ditingkahi dengan legato yang meliuk-liuk)

Terbang ke urang Julu (ke daerah hulu) lah kau burung
Sampaikan rindu hati kepada si buyung (anak)
Bapaknya di tengah hutan mencari kemenyan
Mudah-mudahan dia baik-baik sekolah
Atau ke ladang menemani ibunya
Odong..odong..odong..

(contoh lirik bebas Odong-Odong)
Tangis Milangi maupun Odong-Odong adalah sebuah peninggalan nenek moyang orang Pakpak yang sesungguhnya tiada bertara. Yang berhubungan dengan jiwa, dan dibebaskan kepada jiwa siapa saja yang membawakannya. Bisa jadi, itu pula yang membuatnya terus lestari, sebab setiap saat bisa diaktualisasi, disesuaikan dengan kondisi dan keadaan batin yang membawakannya.

*** penulis: Hans Miller Banureah



1:29 AM | 0 comments | Read More

Pendaftaran Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Tahun Ajaran 2010/2011

Written By Juwita on Sunday, April 11, 2010 | 10:27 PM


Kementerian Dalam Negeri pada Tahun Ajaran 2010/2011 membuka kesempatan bagi putera/puteri Warga Negara Republik Indonesia mengikuti pendidikan tinggi kepamongprajaan (Diploma IV) pada Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).

A. SYARAT-SYARAT PENDAFTARAN:

1. Warga Negara Republik Indonesia;

a. Lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) tahun kelulusan 2008, 2009 dan 2010, dengan nilai minimal rata-rata Ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) 7,00 yang dibuktikan dengan photocopy Ijazah/STTB yang disahkan oleh Kepala Sekolah;

Bagi pendaftar yang masih duduk di kelas XII pada tahun 2010 dapat mendaftarkan diri dengan menyertakan Surat Keterangan yang menyatakan bahwa yang bersangkutan masih duduk di kelas XII yang ditandatangani/disahkan oleh Kepala Sekolah SMA/MA yang bersangkutan;
b. Lulusan ujian paket C SMA/MA, Usia maksimal 21 tahun per tanggal 1 September 2010, Lulus ujian paket C tahun 2008 dan 2009 dan Nilai rata-rata Ijazah Paket C minimal 7,00 yang dibuktikan dengan photocopy yang disahkan oleh Kepala Dinas Pendidikan setempat.

2. Tinggi badan sekurang-kurangnya 160 cm untuk pria dan 155 cm untuk wanita;
3. Surat Keterangan Catatan Kepolisian dari Kepolisian Tingkat Kabupaten/Kota setempat;
4. Surat Keterangan Berbadan Sehat dari Rumah Sakit Umum Daerah atau Puskesmas setempat;
5. Pendaftaran dilampiri dengan:

a. Surat Pernyataan belum pernah menikah/kawin, hamil/ melahirkan yang diketahui oleh orang tua/wali dan disahkan Kepala Desa/Lurah setempat;
b. Surat Pernyataan sanggup tidak menikah/kawin selama mengikuti pendidikan yang dinyatakan secara tertulis di atas kertas bermaterai Rp. 6.000,00 yang diketahui oleh orang tua/wali;
c. Surat Pernyataan bersedia mengembalikan seluruh biaya selama pendidikan yang telah dikeluarkan pemerintah dikarenakan mengundurkan diri, diberhentikan dengan hormat maupun dengan tidak hormat dan atau melanggar peraturan pendidikan yang dinyatakan secara tertulis di atas kertas bermaterai Rp.6.000,00 yang diketahui oleh orang tua/wali;
d. Surat Pernyataan bersedia mengikuti proses pendidikan di Kampus IPDN Pusat atau Daerah yang dinyatakan secara tertulis di atas kertas bermaterai Rp. 6.000,00; dan
e. Pasphoto berwarna menghadap kedepan dan tidak memakai kacamata, ukuran 3 x 4 cm sebanyak lima lembar.



B. WAKTU DAN TEMPAT PENDAFTARAN
1. Pendaftaran dilaksanakan mulai tanggal 19 April sampai dengan tanggal 23 April 2010;
2. Tempat pendaftaran di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia.

C. JADWAL TES
1. Tes Psikologi pada tanggal 17 Mei sampai dengan tanggal 19 Mei 2010 di Ibukota Provinsi;
2. Tes Kesehatan dan Kesamaptaan pada tanggal 21 Juni sampai dengan tanggal 22 Juni 2010 di Ibukota Provinsi;
3. Tes Akademis pada tanggal 6 Juli 2010 di Ibukota Provinsi;
4. Penentuan akhir (cek administrasi, cek kesehatan, cek kesamaptaan dan wawancara) pada tanggal 28 Juli sampai dengan tanggal 4 Agustus 2010 bertempat di Kampus IPDN Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat.
5. Khusus Provinsi Papua dan Papua Barat, pelaksanaan Tes Kesehatan, Tes Kesamaptaan, Tes Akademis, cek administrasi, dan wawancara dilaksanakan secara simultan/berurutan, sebagai berikut:

a. Tes Kesehatan dan Kesamaptaan dilaksanakan pada tanggal 21 Juni sampai dengan tanggal 22 Juni 2010;
b. Tes Akademis dilaksanakan pada tanggal 23 Juni 2010;
c. Cek administrasi dan wawancara dilaksanakan pada tanggal 25 Juni sampai dengan tanggal 26 Juni 2010.

D. SISTEM SELEKSI
Pelaksanaan seleksi menggunakan sistem gugur, yaitu peserta dapat mengikuti seleksi tahap berikutnya apabila lulus/memenuhi syarat pada tahap sebelumnya, kecuali bagi peserta yang mendaftar di Provinsi Papua dan Papua Barat berlaku ketentuan sebagaimana tersebut dalam huruf C angka 5 di atas.

NB: Informasi Selengkapnya di http://badandiklat.depdagri.go.id
10:27 PM | 0 comments | Read More

Semangat Kebangsaan dan Patriotisme Suku Pakpak

Kalau kita telusuri lebih jauh maka etnis Pakpak menunjukkan tebalnya semangat kebangsaan dan kepatriotan. Etnis ini mempunyai sifat suka menerima hal-hal yang baru tanpa merusak nilai-nilai yang ada dan cepat mengantisipasi nilai-nilai luhur.

Di samping itu orang Pakpak mempunyai sifat terlalu cepat menyesuaikan diri, sehingga banyak yang terjadi sampai menukar marganya. Menguasai bahasa daerah lainnya sangat cepat sehingga rata-rata bisa menguasai bahasa-bahasa daerah di Indonesia ini, sehingga bahasanya sendiri ditinggalkan. Hal ini dipengaruhi oleh rasa nasionalisme yang tinggi dalam rangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, tetapi hal ini banyak dimanfaatkan oleh kelompok lain, sehingga padamnya jati diri orang Pakpak. 

Catatan-catatan buku-buku orientalis Barat juga menyebut orang Pakpak sebagai pemakan orang, namun pada hakekatnya yang dimakan adalah musuh-musuh dalam peperangan (mergraha) jadi bukan kaannibal seperti yang dituduhkan orang Barat tersebut.

Sifat kepatriotannya pun tetap terlihat pada waktu Perang Batak melawan Belanda. Daerah Pakpaklah tempat titik darah penghabisan perjuangan perlawanan Sisingamangaraja XII terhadap Belanda. Banyak panglima orang Pakpak, untuk melindunginya dalam melawan Belanda. Bahwa setelah Sisingamangaraja XII meninggal dunia, perjuangan melawan Belanda terus berlanjut dengan membentuk satuan-satuan gerilya yang disebut “Slimin” sampai tercapainya Kemerdekaan Republik Indonesia.


6:38 PM | 0 comments | Read More

Keberadaan Mejan di Kabupaten Pakpak Bharat

Patung-patung dengan berbagai ukuran itu berdiri di atas sebidang tanah. Kerak-kerak lumut yang melapisi benda-benda itu, menandakan umurnya yang telah mencapai ratusan tahun. Mejan adalah patung-patung yang menyimpan nilai sejarah yang tiada duanya. Sementara bagi orang-orang Pakpak, mejan merupakan kebanggaan dan kemasyuran Suku Pakpak yang mengandung unsur mistik dan budaya. Boleh percaya boleh tidak, di masa lalu mejan dapat bersuara apabila suatu kampung akan mengalami peristiwa.

Mejan merupakan lambang kebesaran suku/marga Pakpak ini timbul tatkala dalam rangkaian perjalanan Inside Sumatera di Kabupaten Pakpak Bharat, kami mengetahui bahwa patung bersejarah yang disebut dengan mejan itu semakin lama semakin berkurang. Kini, di delapan kecamatan di Kabupaten Pakpak Bharat, diperkirakan hanya tersisa ratusan saja. Padahal, sebelumnya, mejan terdapat di setiap kampung pada masing-masing keluarga besar marga tertentu.


6:36 PM | 0 comments | Read More